Kamis, 05 Februari 2009

radang tenggorokan

WASPADAI PENYAKIT RADANG TENGGOROKAN
J angan anggap sepele radang tenggorokan. Penyakit yang terkesan ringan ini jika dibiarkan berdampak fatal. Radang tenggorokan atau faringitis adalah peradangan atau infeksi pada tenggorokan. Infeksi ini termasuk golongan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) bagian atas. "Biasanya, radang tenggorokan paling banyak menyerang usia batita dan akan menyerang pada kondisi tertentu. Misal, anak kurang beristirahat, pergantian cuaca yang tak mendukung dan lingkungan sekitarnya sudah terkena," papar dr. Bambang Supriyatno, bagian Pulmonologi Anak, RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Adapun penularan radang tenggorokan melalui pernapasan. Misal, orang tua terkena radang tenggorokan atau flu, maka biasanya orang-orang serumah akan mudah tertular. Terlebih pada balita, yang umumnya memiliki daya tahan tubuh kurang bagus. TOLERANSINYA 6-7 KALI PER TAHUN Penyakit ini paling sering disebabkan virus, dengan gejala umum yang menyertai, seperti halnya jika terjadi infeksi, yaitu panas. "Tapi, panasnya tak terlalu tinggi." Juga berdahak dan kadang disertai linu-linu pada otot, pusing, serta keluar air mata. Mata tak berwarna merah, tapi jika terkena cahaya akan merasa silau. "Karena merasa linu-linu di tubuhnya, tak jarang anak akan berkurang aktivitasnya atau jadi pendiam dan kadang rewel." Wajarnya, radang tenggorokan pada anak toleransinya antara 6-7 kali per tahun. Jadi, Bu-Pak, masih dalam batas wajar jika balita terkena radang tenggorokan sampai 6-7 kali per tahun. Barulah jika lebih dari itu, orang tua harus mewaspadainya. Sebab, pasti ada sesuatu yang salah. "Biasanya ini terjadi pada anak-anak yang alergi. Pada balita golongan ini, cuaca yang tak mendukung memudahkan terjadi pembengkakan pada saluran napas. Sebab, mereka tak tahan pada pergantian cuaca, hingga mudah terinfeksi suatu virus. Akibatnya, anak mudah terkena radang tenggorokan." Adapun faktor alergi yang paling sering adalah rhinitis alergi atau faringitis alergika, yakni semacam peradangan di saluran hidung yang diakibatkan oleh alergi. Ini terjadi karena perubahan cuaca dari panas ke dingin atau dari dingin ke panas, kelembaban udara, dan faktor makanan. MENIMBULKAN KOMPLIKASI Radang tenggorokan bisa ringan, bisa berat. Yang ringan, jika dilihat tenggorokannya berwarna kemerahan. Namun bila dibiarkan, akan berlanjut ke ISPA bawah, yang disebabkan bakteri. "Bukankah saluran pernapasan antara atas dan bawah saling berhubungan? Karena strukturnya hampir sama, maka jika terjadi infeksi di ISPA atas, biasanya juga akan mengena pada ISPA bawah atau pneumonia. Penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor satu pada balita." Pada radang tenggorokan yang disebabkan bakteri ini, biasanya didahului dengan panas badan yang tinggi, lalu di dalam tenggorokan terdapat detritus atau semacam kotoran berwarna putih-putih. Atau bahkan terjadi pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher, yang sebenarnya berfungsi membentengi agar bakteri tak menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya leukosit atau sel darah putihnya juga akan meningkat. "Karena itu, pada radang tenggorokan yang disebabkan bakteri, diperlukan pemeriksaan darah." Jika radang tenggorokan ini tak ditangani dengan baik, dan karena ada kuman tertentu, bisa menyebabkan kelainan jantung di kemudian hari. Bahkan juga bisa menyebabkan gagal ginjal, sekitar 5-15 tahun kemudian. Biasanya hal ini disebabkan kuman streptococus beta hemolitikus. Kuman tersebut mengeluarkan semacam toksin atau racun yang menempel pada jantung atau ginjal. Itu sebab, lama sakit tak boleh lebih dari 14 hari atau dua minggu. "Kalau lebih dari dua minggu, batuknya berulang, orang tua mesti waspada. Sebab terjadi sesuatu yang tak begitu bagus." BANYAK BERISTIRAHAT Sebenarnya, radang tenggorokan dapat sembuh sendiri meski tak diobati. Cukup dengan banyak istirahat dan makan makanan bergizi, terutama mencakup empat sehat lima sempurna. Namun, karena tak semua penyakit yang disebabkan virus bisa diperlakukan demikian, "Biasanya untuk radang tenggorokan ini, dokter akan memberikan obat simptomatik." Jadi, mengobati simptom-simptomnya, bukan mengobati virusnya. Kalau batuk, misal, maka yang diberikan adalah obat batuk, bukan obat penekan batuk. Lalu jika anak panas, diberikan obat penurun panas. Pada anak balita, panas yang tinggi juga akan membahayakan. Sebab, bisa menyebabkan kejang atau stuip. Tak hanya itu, panas yang tinggi juga bisa menyebabkan anak dehidrasi karena akan terjadi penguapan cairan yang lebih banyak. "Jadi,panas yang tinggi juga harus diturunkan dengan obat antipiretik atau obat penurun panas." Umumnya, radang tenggorokan ringan perlu minimal 3-5 hari untuk penyembuhan. Kiat Mencegah Radang Tenggorokan Saran Bambang, sebaiknya anak dijauhkan dari orang yang terkena radang tenggorokan. Meskipun ini tak akan mudah. Mungkin Bapak-Ibu bisa menggunakan masker. Kemudian, beri anak makanan dengan gizi baik dan istirahat cukup. "Biasanya jika gizi tak mencukupi, anak mudah tertular virus tersebut. Sebaliknya, bila kondisi tubuh balita bagus, maka daya tahan tubuhnya lebih bagus dan tak akan mudah tertular."
Tetapi seringkali balita sangat rentan, hingga sebaiknya orang tua melarang anak bersekolah lebih dulu kalau memang sedang terkena radang tenggorokan. Sebab, bisa menulari teman-temannya. Selain itu, sebaiknya orang tua segera membawa anak pergi ke dokter agar penyakit ini tak berlanjut.
Si Kecil Jadi Malas Makan

Biasanya, ketika sakit radang tenggorokan, anak jadi malas makan. Sebenarnya, tutur Bambang, malas makan ini bisa dimaklumi, karena anak merasa sakit jika menelan. Hanya saja, bila anak tak mau makan, efeknya akan banyak sekali. Sementara cadangan-cadangan makanan dalam tubuhnya akan dipakai untuk menetralisir dan mempertahankan keadaan gula darahnya supaya normal. Kalau cadangan tersebut terpakai, sementara kondisinya sedang buruk, tentu tubuhnya bisa mengalami dehidrasi. Akibatnya, akan banyak timbul asam-asam laktat yang membuat anak jadi mudah capai dan napas jadi sesak.
Nah, agar anak mau makan, orang tua harus melakukan variasi makanan yang sarat gizi. Selain itu, anak harus berpantang minuman dingin atau es dan snack yang banyak mengandung MSG serta bumbu merangsang.

bermain didalam bola


ini bubu sedang bermain bola dengan tomat , its fun and ..............hm hm hm

KETIKA CHIQA DEMAM

hari rabu lalu ( 7/03/09) , suhu tubuh chiqa perlahan menanjak naik , kami tidak terlalu cemas karena pada usianya yang masih balita hal tersebut adalah wajar karena tubuh nya mempelajari perubahan cuaca karena kebetulan sekarang lagi musim hujan , tapi 2 hari kemudian panasnya tidak beranjak turun ( menurut dokter anak kami , jika tubuh suhu anak tidak turun maka hrs disegerakan untuk diperiksa ke dokter ) . akhirnya kami pun membawa dokter anak . sesampainya disana chiqa diperiksa kemudian diberikan anti biotik setelah itu demam anak kami berangsur turun .

Berdasarkan pengalaman tersebut , orang tua saya pernah mengigatkan bahwa panas pada anak adalah hal yang lumrah ( bagaimana kekebalan tubuhnya bekerja secara alami ) sedangkan nasihat dokter spt yang ada diatas harus segera diperiksakan .

ada dua nasehat yang bertentangan tapi dapat dipahami dari sudut pandang masing - masing opini , tp akhirnya saya mencoba merangkum dr berbagai sumber tentang panas pada anak ,berikut rangkumannya semoga berguna ......... salam bubu

"Not all fevers need to be treated but many physicians do so to relieve parental
concern" Tidak semua panas badan memerlukan pengobatan, namun banyak dokter
melakukannya hanya untuk mengurangi kegelisahan orangtua. (Europa Journal Pediatric,
1994 Jun)

Demam pada anak sering menimbulkan fobia tersendiri bagi banyak orangtua.
Keyakinan untuk segera menurunkan panas ketika anak demam sudah melekat erat dalam
benak orangtua. Demam diidentikkan dengan penyakit, sehingga saat demam berhasil
diturunkan, orangtua merasa lega karena menganggap penyakit akan segera pergi bersama
turunnya panas badan.

Keinginan untuk menenangkan kegelisahan orangtua inilah yang terkadang 'memaksa'
dokter memberikan obat penurun panas walaupun sebenarnya mungkin tidak perlu. Selain
itu tak dapat dipungkiri bahwa dokter yang gemar melakukan pengobatan 'ala koki'
(meminjam istilah Dr Paul Zakaria da Gomez- ahli imunologi) masih kerap dijumpai.
Seperti halnya makanan yang kurang manis ditambah gula, kurang asin ditambah garam,
begitu pula pengobatan 'ala koki' dilakukan. Apapun penyebabnya, penderita panas badan
langsung dicekoki obat penurun panas tanpa memastikannya terlebih dulu.

Apakah memberikan obat penurun panas ketika anak demam merupakan suatu hal yang
salah? Bukankah bila demam tidak diturunkan akan menimbulkan kerusakan pada otak?
Bukankah pemberian obat penurun panas menyebabkan anak terhindar dari kejang demam
(stuip), membuat anak merasa lebih nyaman dan meningkatkan nafsu makan? Hal-hal
seperti itulah yang sering terdengar mengenai demam dan banyak didengung-dengungkan di
berbagai media iklan. Alhasil demam semakin menjadi momok yang menakutkan bagi
orangtua, dan memperkuat keyakinan orangtua untuk buru-buru menurunkan panas ketika
anak demam.

Namun sesungguhnya para ahli menyatakan bahwa pendapat-pendapat tersebut
hanyalah mitos belaka karena tidak semua dapat dibuktikan kebenarannya. Keberadaan
demam justru berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit. Bahkan pemberian
obat penurun panas ketika anak demam (baik aspirin, paracetamol/acetaminophen maupun
ibuprofen) terbukti lebih banyak menimbulkan dampak negatif ketimbang positif.

Sebelum mengetahui lebih lanjut dampak-dampak tersebut, harus dipahami terlebih
dahulu bahwa terjadinya demam ketika seorang anak mengalami infeksi bukanlah suatu
kesalahan. Tuhan memang sudah memberikan demam sebagai reaksi alamiah tubuh terhadap
adanya infeksi. Sehingga ketika seorang anak mengalami infeksi, keberadaan demam
semestinya disyukuri, bukan ditakuti atau diperangi karena hal ini merupakan pertanda
bahwa mekanisme pertahanan tubuh sedang bekerja untuk melawan penyakit. Demam memang
tidak hanya dapat disebabkan oleh infeksi, bisa saja terjadi karena pencetus lain
seperti reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi , dan lain sebagainya. Tetapi
pada anak umumnya demam terjadi karena suatu infeksi kuman, entah itu virus maupun
bakteri.

Mengapa reaksi alamiah tubuh ini harus disyukuri? Berbagai literatur menyebutkan
bahwa komponen-komponen sistem kekebalan tubuh, seperti sel darah putih (leucocyt) dan
lymphocyt (salah satu jenis sel darah) akan bekerja lebih baik melawan kuman dalam
keadaan suhu tubuh yang meningkat ketimbang suhu tubuh normal. Artinya, menurunkan
suhu tubuh ketika anak demam justru akan melemahkan sistem kekebalan tubuhnya.

Saat demam terjadi, pergerakan dan aktivitas sel-sel darah putih yang meningkat,
serta terjadinya perubahan bentuk lymphocyt dapat membunuh bakteri maupun virus yang
masuk ke dalam tubuh. Selain itu, jumlah interferon, yang merupakan salah satu
substansi anti virus dan anti kanker dalam darah, juga akan meningkat dengan adanya
demam. Teori tersebut juga didukung oleh sebuah penelitian di laboratorium, pada
binatang yang sengaja diinfeksi oleh suatu penyakit. Ternyata dengan meningkatnya suhu
tubuh binatang-binatang yang terinfeksi itu, angka kelangsungan hidup mereka semakin
meningkat. Sebaliknya dengan menurunkan suhu tubuh ketika terjadi infeksi, malah
meningkatkan angka kematian binatang-binatang tersebut.


Hylary Buttler, seorang peneliti dari New Zealand telah mengumpulkan
kutipan-kutipan dari berbagai literatur kedokteran yang membuktikan bahwa demam memang
diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh ketika terjadi infeksi. Sebaliknya
pemberian obat penurun panas seperti paracetamol/acetaminophen, aspirin dan ibuprofen
malah memberikan pengaruh negatif.

Dalam salah satu kutipan itu disebutkan bahwa pemberian obat penurun panas untuk
menurunkan demam akan meningkatkan angka kematian dan kesakitan selama infeksi.
Pemberian acetaminophen dinyatakan juga dapat menginduksi terjadinya pneumonia. Selain
itu semakin sering memberikan obat penurun panas pada anak dengan penyakit infeksi,
ternyata malah akan memperparah dan memperpanjang masa sakitnya. Fakta lain yang lebih
penting menginformasikan bahwa obat penurun panas dapat memberikan gejala palsu.
Penderita demam yang disangka sedang dalam masa penyembuhan karena panasnya sudah
turun, ternyata luput dari observasi dan mengakibatkan penyakitnya berlanjut semakin
buruk akibat pemberian obat penurun panas.

Walaupun belum dinyatakan kebenarannya, namun Dr Torres, seorang peneliti senior
dari Biomedical Utah State University, memberikan teori baru mengenai penyebab
potensial merebaknya kasus autism belakangan ini. Demam yang dihambat dengan pemberian
obat penurun panas pada ibu hamil dan anak-anak kecil, dikatakan terlibat sebagai
biang kerok terjadinya autism dan neurodevelopmental disorders. Pada akhirnya
kerugian pemberian obat penurun panas ini tentu saja berhubungan dengan biaya
pengobatan yang seharusnya tidak perlu dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang
lebih penting.

Lalu bagaimanakah dengan kebenaran mitos-mitos yang sudah mendarah daging
diyakini para orangtua? Dalam bukunya "How To Raise A Healthy Child in Spite of Your
Doctor" Dr Robert Mendelsohn yang juga seorang dokter spesialis anak mengatakan, demam
tinggi bukanlah penyebab kejang demam. Kejang demam muncul ketika suhu badan meningkat
dengan kecepatan yang sangat tinggi dan hal ini umumnya jarang terjadi. Hanya 4 %
anak-anak dengan demam tinggi yang demamnya berhubungan dengan kejang. Tidak ditemukan
pula bukti-bukti yang menyatakan bahwa setelah kejang demam mereka kemudian mengalami
efek serius. Anggapan bahwa pemberian obat penurun panas akan mengurangi kejadian
kejang demam pun tidak didasari oleh bukti yang nyata. Karena itu memberikan obat
penurun panas kepada semua anak yang mengalami demam, hanya akibat 4% kejadian kejang
demam, bukanlah hal yang rasional.

Selain itu demam yang terjadi karena infeksi bakteri atau virus, pada umumnya
tidak akan menyebabkan kerusakan otak atau kerusakan fisik permanen seperti anggapan
yang telah dianut selama ini. Demam adalah hal yang biasa terjadi pada anak dan bukan
merupakan suatu indikasi penyakit serius kecuali bila disertai dengan perubahan
penampilan, perubahan tingkah laku atau gejala-gejala tambahan seperti kesulitan
bernafas, kaku kuduk atau kehilangan kesadaran. Hanya demam diatas 42,2 derajat C yang
telah diketahui dapat menyebabkan kerusakan otak.

Namun tentu saja terdapat perkecualian, yaitu bila demam terjadi pada bayi yang
baru lahir. Demam yang terjadi pada bayi di minggu-minggu pertama kehidupannya harus
mendapatkan perhatian serius, karena kemungkinan besar infeksi didapat dari proses
persalinan, atau pun penyebab lain.

Asumsi yang juga telah sangat diyakini orangtua adalah pernyataan bahwa obat
penurun panas akan menyebabkan anak merasa lebih baik, lebih aktif dan meningkatkan
nafsu makan. Padahal penelitian membuktikan bahwa tidak ada perbedaan efek yang tampak
ketika penderita demam diberi obat penurun panas maupun placebo. Jadi tidak dapat
dibedakan apakah keadaan lebih baik yang dirasakan penderita sebetulnya merupakan efek
placebo atau efek obat. Tapi bila obat penurun panas dipakai sebagai placebo, artinya
placebo yang digunakan merupakan placebo yang sangat berbahaya.

Dari keterangan diatas jelas lah sudah bahwa demam bukanlah musuh yang harus
diperangi. Karena itu penggunaan obat penurun panas sebaiknya betul-betul diberikan
secara rasional. Beberapa negara bahkan membuat peraturan agar dokter-dokter mereka
memberikan obat penurun panas pada pasien, hanya ketika demamnya mencapai 40,5
derajat C atau lebih.

Mengingat pengaruh emosional yang telah begitu mendalam di benak orangtua,
merubah perilaku ini tentu menjadi pekerjaan yang teramat sulit. Namun dengan merubah
paradigma tentang demam, dan menyadari dampak negatif pemberian obat penurun panas
pada anak, diharapkan demam tidak lagi menjadi 'monster' yang menyeramkan bagi
orangtua. Orangtua tidak lagi perlu buru-buru membeli obat penurun panas di warung
dekat rumah, atau pun 'memaksa' dokter untuk segera menurunkan demam anak.

Selain itu akan sangat bijaksana pula, bila dokter tidak begitu saja dengan
mudah memberikan obat penurun panas tanpa indikasi yang betul-betul perlu. Menjelaskan
pada pasien mengenai pentingnya keberadaan demam dan dampak negatif menurunkan panas
badan ketika anak demam, merupakan tindakan yang lebih rasional. Bila hal ini
dilakukan, paling tidak ancaman pengaruh buruk akibat rutinnya penggunaan obat penurun
panas terhadap kesehatan anak-anak dikemudian hari, dapat dikurangi.


AA dan Perkembangan Otak Si Kecil

Kita semua ingin buah hati kita tumbuh dengan cerdas. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan otaknya? Tentunya kita sudah menyadari bahwa DHA sangat dibutuhkan oleh otak balita untuk membantu kecerdasannya. Sekarang mari kita lebih dalami lagi fungsi AA atau Arachidonic Acid untuk perkembangan otak.

Arachidonic Acid atau AA adalah asam lemak Omega-6 yang berada di phospholipid dari membran sel tubuh, dan paling banyak terdapat di otak. 2 asam lemak rantai panjang utama adalah AA dan DHA, yang keduanya adalah komponen penting dari otak. AA dan DHA adalah asam lemak yang penting dalam perkembangan penglihatan normal dan fungsi otak. Keduanya terdapat di dalam semua membran sel, terutama di otak dan retina.

Penelitian telah membuktikan bahwa AA dan DHA dapat meningkatkan perkembangan saraf dan juga kemampuan belajar pada balita. Juga telah terbukti bahwa dengan menambahkan AA dan DHA ke dalam makanan balita, memberikan efek yang menguntungkan secara jangka panjang dalam hal perkembangan penglihatan. Kesimpulannya, tidak bisa disangkali lagi bahwa AA dan DHA memegang peranan penting dalam meningkatkan perkembangan visual dan intelektual balita.

Fakta mengenai masa emas perkembangan otak (brain growth spurt) dan nutrisi:

  • Masa emas perkembangan otak adalah periode dimana otak berkembang dengan pesat. Ini dimulai selama trimester ketiga masa kehamilan dan berlangsung sampai usia 30 bulan.
  • Tahun pertama dalam kehidupan adalah tahun dengan perkembangan otak yang terpesat.
  • Masa emas perkembangan otak berhubungan dengan perkembangan pesat dari struktur dan fungsi otak yang baru.
  • Sekitar 25% dari otak dibentuk selama periode ini.
  • Selama masa yg kritis ini, otak banyak membutuhkan AA dan DHA.

Fakta-fakta ini memberikan kesimpulan bahwa nutrisi selama masa emas perkembangan otak tidak boleh dikompromi lagi.

Karena itu, jadilah orang tua cerdas ............

NUTRISI PADA BALITA

Panduan Nutrisi Bagi Balita

Di usia balita, seorang anak membutuhkan berbagai nutrisi untuk membantu memaksimalkan perkembangan otak dan juga menjaga tubuhnya sehat dan kuat. Tetapi nutrisi apa saja yang paling tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan buah hati Anda? Mari kita tinjau lebih dekat lagi.

Usia balita adalah usia kritis dimana seorang anak akan bertumbuh dengan pesat baik secara fisik maupun mental. Di masa-masa inilah seorang anak sangat membutuhkan nutrisi yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otaknya. Nutrisi yang tepat dan lengkap akan memberikan dampak yang positif bagi tumbuh kembang otak dan juga fisik.

Pertumbuhan otak mengalami 3 fase yaitu fase pertambahan berat otak (0-2 tahun), fase pembelahan sel otak (2-3 tahun), dan fase myelinisasi (3-6 tahun) yang terus berlanjut sampai masa pertumbuhan berakhir. Pertumbuhan otak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan nutrisi. Sementara perkembangan otak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan (stimulasi).

Agar otak tumbuh optimal, kebutuhan tubuh anak akan nutrisi, khususnya nutrisi yang membantu meningkatkan pertumbuhan otak seperti DHA, AA, Sphingomyelin dan Sialic Acid harus dipenuhi terutama dalam masa balita. Disamping itu, untuk meningkatkan fungsi otak dan kemampuan belajar yang lebih efektif, kombinasi unik asam amino Tyrosine dan Tryptophan (T+T) dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan otak untuk menyerap dan memproses informasi. Sumber makanan yang dapat mendukung kebutuhan nutrisi di atas antara lain adalah ikan yang kaya dengan Omega-3 dan Omega-6, buah-buahan seperti pisang yang mengandung tyrosine dan tryptophan, dan sayur-sayuran hijau seperti brokoli dan kembang kol.

Selain tumbuh kembang otak, tumbuh kembang fisik balita pun perlu diperhatikan. Pemenuhan nutrisi makro dan mikro yang lengkap dan seimbang sesuai dengan usia anak membantu proses tumbuh kembang lebih optimal. Tubuh balita membutuhkan berbagai nutrisi di masa pertumbuhan ini, antara lain protein, Vitamin A, C, E, B12, K, selenium, Zinc, zat besi, kalsium dan fosfor, dan juga prebiotik inulin untuk membantu pencernaannya. Sumber makanan yang dapat mendukung kebutuhan nutrisi di atas antara lain adalah telur, daging merah (sapi, dan lain lain), ayam, ikan, buah-buahan seperti buah jeruk dan kiwi, dan sayur-sayuran hijau seperti bayam dan kol.

Tentu saja, untuk memastikan balita Anda mendapatkan nutrisi yang lengkap dan seimbang, selain dari makanan, ia pun membutuhkan susu yang lengkap dengan nutrisi setidaknya dua kali sehari. Dengan memberikan nutrisi yang lengkap bagi balita Anda, Anda akan membantu memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga ia tumbuh sehat, kuat dan cerdas.

Rabu, 04 Februari 2009

six month baby



ini video chiquita ketika dia berumur 6 bulan , lagi lucu - lucunya dan belum bisa mengucapkan kalimat baru bisa mengenali wajah orang - orang terdekatnya

Senin, 26 Januari 2009

chiquita aulia dachlan


ini foto anak kami yang pertama , namanya
Chiquita aulia dachlan
lahir di jakarta , 10 april 2007